Label

Sabtu, 12 Februari 2011

GURU PEMANDU, Ada Apa Denganmu?

Guru Pemandu?  Wah jabatan cukup keren untuk ukuran seorang guru. Bagaimana tidak! Seorang guru pemandu memiliki oversize di mata guru yang lain. Kesan guru minimalis tidak mungkin dimiliki oleh seorang guru pemandu. Guru Pemandu jelas berimage maximalis. Ada kelebihan tertentu yang tersebunyi dalam diri seorang guru pemandu. Nah inilah masalahnya!! Maximalis manakah yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru pemandu?

Dalam kamus Bahasa Indonesia kata guru tidak perlu diterangkan lagi, kata pemandu berasal dari kata pandu yang artinya penunjuk jalan, perintis jalan itupun belum seberapa! Jika kata pandu mendapatkan awalan pe- jadilah pemandu yang artinya orang atau benda yang menjadi penunjuk jalan atau perintis jalan. Clear khan? Nah itulah hebatnya pemandu. So... Tentunya guru pemandu adalah guru yang menjadi penunjuk jalan (bagi guru yang lain?). Ingat kata Lord Boden Powel,"Tanpa ada langkah pertama maka tidak akan pernah ada langkah kedua" atau barangkali ingat kata Neil Amstrong saat pertama kali menginjak bulan,"That's one small step for man, one giantleap for mankind...," Itulah Pemandu yang sebenarnya!!!! Meskipun hanya langkah  kecil, pasti akan menjadi pembuka bagi sebuah langkah besar  atau langkah pertamalah yang paling penting untuk menuju langkah kedua. Itulah esensinya seorang guru menjadi guru pemandu.

Sayangnya, (ini yang jadi pikiran nggak enak) menjadi orang pertama selalu harus berhadapan dengan orang kedua dst... Mengajak kaki melangkah pertama sangatlah berat, apalagi jika jalan yang ingin dilalui  terjal berliku. Langkah kecil sekalipun harus diimbangi dengan cucuran keringat, diimbangi dengan semangat yang tak mudah patah, dan dibarengi keberanian yang tak pernah padam. Berat khan untuk menjadi yang pertama. Itulah mengapa seorang guru pemandu bukanlah guru dengan pengetahuan minimalis. Keleluasaan pola pikir dan kekuatan mainstrean serta haus akan pengetahuan merupakan bentuk dari maksimalis seoarang guru pemandu, masih ditambah lagi kemampuan manajerial (meski ini rata-rata sudah setting default guru) yang tidak out of date.

Tuntutan (kalo boleh dibilang gitu!!) demikian wajib hukumnya. Ituah sebabnya dalam konsep KKG Bermutu (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) guru pemandu memiliki peran strategis sebagai ujung tombak (berdoa saja bukan sebagai ujung tombok). Artinya di tangan guru pemandulah keberhasilan program KKG Bermutu dipertaruhkan. Untuk itulah, kepada mereka terlebih dahulu dibekali dengan berbagai strategi selama kurang lebih 10 hari di lokasi yang jelas nyam-nyam dan wah-wah bagi ukuran guru sekolah dasar. Siang malang digembleng berbagai transfer ilmu dan teknologi. Mulai dari pedagogi, andragogi, komunikasi, sampai teknologi yang membuat guru pemandu tergagap-gagap. (untung bukan ilmu hipnotisnya Mang Uya Kuya). Setelahnya, dilepaskanlah para pionir ini ke dalam belantara untuk merealisasikan keilmuan mereka bagi sesama guru.. Berhasilkah!!
To be continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar